Identifikasi merupakan kecenderungan atau keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan individu lain yang ditiru. orang lain yang menjadi sasaran identifikasi disebut idola (dari kata idol yang berarti "sosok yang dipuja"). Secara sepintas, identifikasi hampir mirip dengan
imitasi, namun sesungguhnya keduanya adalah hal yang berbeda. Dalam proses identifikasi, peniruan dilakukan secara menyeluruh, sehingga proses identifikasi lebih mendalam dibandingkan dengan proses peniruan imitasi.
Awal berlangsungnya identifikasi adalah adanya rasa kekaguman yang kemudian mendorongnya untuk menyamakan diri dengan orang yang dikagumi tersebut.
Individu yang melakukan identifikasi tidak hanya meniru gaya hidup, penampilan dna tingkah laku sang idola, akan tetapi ia juga menempatkan kepercayaan serta prinsip hidup sang idola menjadi kepercayaan dan prinsip hidupnya sendiri. Sehingga dalam proses identifikasi diperlukan adanya pengetahuan yang mendalam tentang sosok idolanya tersebut.
Seperti halnya imitasi identifikasi juga memberi dampak negatif dan dampak positif tergantung pada sosok idola yang ia pilih. Jika idola tersebut baik, maka identifikasi yang dilakukan menjadikan ia sebagai individu yang baik. Namun sebaliknya, jika idola tersebut jelek dalam pandangan umum, maka ia pun akan menjadi individu yang dinilai sama dengan idola tersebut oleh masyarakat.
Contoh Wati mengidolakan sosok R.A. Kartini yang berjuang untuk kaum perempuan,dan ia pun mengindentifikasikan sosok R.A. Kartini dalam diri, ia menjadi perempuan yang cerdas, lembut, namun memiliki kemampuan untuk melakukan perubahan bagi kaumnya. Karakter kartini menjadi karakter yang ia tonjolkan dalam pergaulan maupun dalam masyarakat.