Tekanan/ aksen adalah ucapan yang ditekankan pada suku tata atau kata sehingga bagian itu lebih keras (tinggi) ucapannya/
pelafalannya daripada bagian yang lain. Suara yang keras pada kata yang dipentingkan dalam suatu kalimat. Ketika berbicara tekanan harus sesuai dengan standar pengucapan setiap huruf bahasa atau standar pengucapan bahasa Indonesia.
Tekanan merupakan suatu jenis unsur supra segmental yang ditandai oleh keras atau lembutnya arus ditentukan oleh amplitudo getaran yang dihasilkan oleh tenaga yang lebih kuat atau lebih lemah. Untuk menandai hal yang dianggap lebih penting dari yang lain biasanya juga digunakan tekanan tertentu pada kalimat yang diucapkan.
Contoh:
-
Kami membeli mesin cetak dari Jerman (bukan orang lain).
- Kami
membeli mesin cetak dari Jerman (bukan mengerjakan pekerjaan lain).
- Kami memeli
mesin cetak dari Jerman (bukan mesin yang lain).
-
Nikita melukis pemandangan (bukan orang lain).
- Nikita
menulis pemandangan (bukan mengerjakan pekerjaan lain).
- Nikita menulis
pemandangan (bukan melukis lain).
Sehubungan dengan itu, keberhasilan informasi yang disampaikan seseorang sangat dipengaruhi faktor individu, budaya dan kepentingan. Jika kita mengucapkan sebuah kata dengan nyaring maka akan terdengar bahwa arus ujaran tersebut ada bagian yang lebih lama diucapkan dan bagian lain, atau contoh lain ada orang yang berbicara sangat cepat dan tidak jelas kata-kata yang diucapkan, ada pula yang sebaliknya. Ada juga kelompok masyarakat tertentu jika berbicara selalu dengan nada tinggi dan keras, seolah-olah selalu dalam keadaan marah. Pada umumnya pola tekanan dalam bahasa Indonesia terdiri atas empat macam tekanan yaitu
' : tekanan paling keras (Perancis= accent aigu)
~ : tekanan keras (Perancis= accent grave)
^ : tekanan lambat (Perancis= accent ciroflexe)
^ : tekanan paling lambar (Perancis= accent breve)
Ada bahasa yang memiliki tekanan yang bersifat distingtif atau berfungsi membedakan arti, dan ada yang bersifat nondistingtif atau tekanan yang tidak membedakan arti, dalam hal ini bahasa Indonesia dan bahasa Jawa bersifat nondistingtif.
Walaupun tekanan dalam bahasa Indonesia dan bahasa Jawa tidak bersifat distingtif, tidak berarti bahwa kata-kata dalam bahasa Indonesia dan bahasa Jawa tidak mengandung tekanan. Setiap ujaran dalam bahasa Indonesia dan bahasa Jawa mempunyai tekanan suara/ nada, terutama pada misng-masing kata atau kalimat. Tekanan tersebut bergantung pada pentingnya kata atau kalimat berdasarkan situasi yang terjadi pada si pembaca.
Secara umum dikenal tiga jenis tekanan dalam bahasa Indonesia, ialah tekanan waktu/ tempo (tekanan ini diukur dari situasi pembicaranya), Tekanan dinamika emfasis (tekanan keras atau sepatah kata yang dipentingkan dalam kalimat atau dalam pembicaraan), Tekanan dinamik silabis (adalah tekanan dinamik yang terdapat dalam salah satu kata).
Demikian informasi yang dapat saya sampaikan tentang
Pengertian Tekanan semoga dapat bermanfaat.